Minggu, 12 Agustus 2012

Don't give up plend !


Pernah ngga ngerasain pikiran mumet banget? Berasa di pundak ini memikul berkilo-kilo beban penderitaan. Penyebabnya macem-macem. Nilai jeblok, kehilangan sahabat de el el deh. Di akhir tahun ajaran atau semester, korban ‘frustasi’ banyak menimpa kita-kita loh. Pas nilai ujian diumumkan dan ternyata tak sesuai harapan, ya ampyuuunnn…. Cilaka dua belas! Dunia serasa mau runtuh. Ada yang nangis-nangis, teriak-teriak sampai kejang-kejang ( lebay ). Kegagalan itu menyakitkan, kawan!
Hemmm…. Iya, kegagalan memang menyakitkan. Sesak dan nyesek bgt, jlebb gitu kataku. Segala bentuk yang tidak kita suka, yang bikin puyeng dan berasa malu-maluin sering kita hindari. Salah satunya kegagalan. Ngomong-ngomong soal kegagalan, Afid jadi inget sama satu tokoh dunia, Abraham Lincoln. Selama bertahun-tahun dia harus berjuang untuk mengikuti puluhan kampanye pemilihan dan bangkit dari kegagalan. Tahun 1831, Lincoln mendera kebangkrutan bisnis. Setahun berikutnya, ia coba ikut pemilu. Ehh… gagal. Belum kapok juga, tahun 1834, Lincoln kembali mengadu nasib dalam pemilu. Tahu hasilnya? Gagal maneng, sodara-sodara! Huahaha…. Kegagalan demi kegagalan terus menuai dirinya di tahun-tahun berikutnya. Bukan hanya kalah pemilu, bahkan pada 1836 dia mengalami penyakit nervous breakdown akibat rasa sedih mendalam pasca kematian kekasih tercinta. Apakah Lincoln menyerah? Weits, pantang menyerah. Barulah pada tahun 1860 ia akhirnya berhasil menduduki jabatan sebagai Presiden Amerika Serikat.
Rasulullah SAW, sebagai teladan yang agung juga sosok yang sabar dalam segala dera. Dalam dakwahnya, berkali-kali rasul ditolak oleh para pemuka kabilah. Semua mencemooh dan termakan dengan hasutan para penghasut. Bahkan ketika rasul datang ke bani thaif untuk meminta pertolongan, pemuka bani thaif malah menyuruh orang-orang bodoh dan anak-anak untuk melempari rasul layaknya orang gila yang masuk ke kampung orang. Masyaallah, tega bener tuh orang-orang. Meski sudah diperlakukan dengan sadis, ngga pernah rasul berputus asa. Orang-orang jahil tersebut malah didoakan supaya cepat sadar dan rasul bangkit dengan strategi berikutnya, walau hati rasul sempat sedih mendapat penolakan yang sedemikian rupa. Begitulah orang-orang besar. Mereka hidup dengan jiwa yang besar, tidak keok ditimpa ‘kegagalan’.
Sebenarnya kegagalan itu tidak perlu ditakuti. Angkatlah ia menjadi teman, sebab tidak ada orang yang bisa mengelak sepenuhnya dari kegagalan. Lalu, seperti apakah mengangkat kegagalan sebagai teman?
oke teman semua ayo bareng-bareng kita bangkit, jangan cuma meratapi kegagalan. tetap semangat ya...!
salaam..!

0 komentar:

Posting Komentar

 
;